Fakta Fakta tentang KTT G20, Ada karena Krisis Keuangan Global

Info Cafe – Presiden Joko “Jokowi” Widodo menghadiri KTT G20, yang diadakan tahun ini di Roma, Italia. Ini merupakan lawatan pertama Jokowi ke luar negeri sejak merebaknya pandemi COVID-19.

 

Jokowi akan menerima tongkat estafet kepresidenan G20 Italia pada KTT G20 2021, yang akan berlangsung dari 30 hingga 31 Oktober 2021. Dalam kunjungannya, Jokowi kali ini akan mengikuti sesi dengan topik seperti ekonomi global dan kesehatan.

 

“G20 memiliki peran yang sangat strategis dalam membahas berbagai isu global yang dapat mengancam pertumbuhan dan perekonomian, serta stabilitas ekonomi dan keuangan,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam forum G20 di Jakarta (14/9/2021).

 

Menurut Sri Mulyani yang telah terlibat sejak awal G20, inisiatif global G20 telah terwujud dalam mengatasi tantangan global termasuk manajemen krisis, arsitektur keuangan internasional, perdagangan internasional, pembangunan infrastruktur, perpajakan internasional dan penguatan kemitraan global.

 

Apa saja fakta KTT G20, sejarah lahirnya G20 dan rencana Indonesia setahun ke depan?

 

  1. Asal muasal pertemuan G20 disebabkan oleh krisis keuangan global

G20 atau Kelompok 20 Ekonomi Terbesar adalah kelompok 19 negara dengan ekonomi terbesar di dunia ditambah Uni Eropa. Secara resmi, G20 disebut Kelompok Dua Puluh (G20) Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.

 

Kelompok ini dibentuk pada tahun 1999 sebagai forum yang secara sistematis menyatukan kekuatan ekonomi yang maju dan berkembang untuk membahas isu-isu penting dalam ekonomi global. Pertemuan perdana G20 diadakan di Berlin dari tanggal 15 hingga 16 Desember 1999, dipandu oleh menteri keuangan Jerman dan Kanada.

 

Dampak krisis 2007 yang diakibatkan oleh krisis keuangan di Amerika Serikat menyebabkan forum setingkat menteri diangkat menjadi forum kepala negara atau KTT G20. Anggota KTT G20 saat ini adalah AS, Australia, Argentina, Brasil, Meksiko, Belanda, Prancis, Italia, Jerman, Uni Eropa, Arab Saudi, Turki, Indonesia, India, Jepang, China, Korea Selatan, Afrika Selatan . , Rusia dan Kanada.

 

Terbentuknya G20 tidak lepas dari kekecewaan masyarakat internasional atas kegagalan G7 merumuskan solusi krisis keuangan global tahun 2007. Hal ini dibahas pada KTT G20 di Washington DC, AS tahun 2008.

 

Tahun berikutnya, pada KTT Pittsburgh AS, tujuan G20 untuk menciptakan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan dan seimbang tumbuh. Untuk mencapai tujuan ini, KTT G20 2011 di Cannes, Prancis, menyepakati bahwa negara-negara anggota G20 “mengkoordinasikan kebijakan dan menyimpulkan kesepakatan politik penting untuk mengatasi tantangan ketergantungan ekonomi global”.

 

  1. G20 dianggap strategis karena mencakup sebagian besar perekonomian global

Keanggotaan G20 mencakup 65% populasi dunia, 79% perdagangan dunia, dan setidaknya 85% ekonomi global. Pertemuan terkait G20 membahas berbagai isu yang mempengaruhi perekonomian global, antara lain keuangan, perdagangan, infrastruktur dan investasi, energi, ketenagakerjaan, anti korupsi, pembangunan, pertanian dan teknologi, inovasi dan ekonomi digital.

 

Untuk membahas berbagai topik, G20 dibagi menjadi dua saluran, yang pertama adalah forum diskusi keuangan dan rute Sherpa. Garis keuangan termasuk menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara anggota G20 dan berfokus pada masalah keuangan.

 

Garis Sherpa membahas masalah non-keuangan dan menyiapkan dokumen untuk para pemimpin pemerintah untuk dibahas di KTT. Tak heran, para Sherpa biasanya diangkat oleh kepala pemerintahannya masing-masing. Di Indonesia, misalnya, di bawah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ekonom Chatib Basri dan Mahendra Siregar pernah menjadi Sherpa. Mahendra kini menjabat sebagai wakil menteri luar negeri, sedangkan Chatib Basri menjadi menteri keuangan.

 

“Inklusi adalah kata kunci kepresidenan Indonesia di G20. Kami tidak hanya akan memperhatikan kepentingan anggota G20, tetapi juga kepentingan negara berkembang dan kelompok rentan. Inilah DNA politik luar negeri Indonesia,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers kepresidenan G20 di Jakarta (14/9/2021).
https://www.teknogoo.com/keuangan/justin-trudeau-dari-kanada-menolak-kehadiran-putin-di-pertemuan-g20/

 

  1. Sebagai ketua G20 tahun 2022, Indonesia mengajak dunia bekerja sama untuk pulih bersama

Indonesia akan menjadi pemimpin atau presiden G20 pada tahun 2022. Ini adalah pertama kalinya Indonesia terpilih sebagai presiden G20 sejak G20 didirikan pada tahun 1999. Selama masa kepresidenannya, Indonesia berperan dalam menetapkan agenda prioritas dan kepemimpinan. dari serangkaian pertemuan G20.

 

“Kepresidenan G20 Indonesia secara resmi akan dimulai pada 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 dengan tema utama: recovery together, recovering strong, yaitu recovery bersama, recovery lebih tangguh,” kata Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam siaran persnya. Deklarasi di Jakarta (14/9/2021).

 

Menurut Airlangga, ada tiga keuntungan bagi Indonesia sebagai presiden G20, yaitu membuka peluang peningkatan konsumsi dalam negeri, yaitu industri Rp. dapat meraih.

 

“Jelas ini akan meningkatkan kepercayaan investor di seluruh dunia dalam mempercepat pemulihan ekonomi dengan mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan,” kata Menko Airlangga.