Diangkat dari Kisah Nyata, Inilah 7 Hal Menarik dari Fakta Film Pasar Setan

Diangkat dari Kisah Nyata! Film 'Pasar Setan' Suguhkan Cerita Mistis di  Gunung Salak | ERAKINI.ID

Bagi masyarakat Indonesia, gunung sering dikaitkan dengan dongeng dan cerita rakyat yang halus. Oleh karena itu, agar tetap aman, pendaki harus mengikuti aturan tak terucapkan dari penduduk setempat dan tidak gegabah saat mendaki gunung.

Akibat kejadian tersebut, IDN Pictures termotivasi untuk membuat film layar lebar berdasarkan kisah nyata para pendaki gunung. Dalam pembuatan film ini, ternyata tersimpan beberapa fakta film Pasar Setan yang menarik untuk di bahas. Berikut ulasannya.

  1. Film yang Relate bagi Para Pendaki Gunung

Berangkat dari sebuah mitos, film Pasar Setan kemudian diangkat menjadi film yang mana sangat relate dengan masyarakat yang sedang mendaki gunung, hal itu dibeberkan oleh Pangeran Lantang yang berperan sebagai Yunus.

Menguti dari sumber terpecaya, Pangeran mengatakan “Buat aku beda daripada horor yang lain, karena ini fresh banget dan relate sama orang-orang yang naik gunung, maksudnya suka gitu didengar banyak orang.

  1. Untuk Mendalami Karakter, Para Cast harus Menempuh Jalan Sekitar 40 Menit dari Penginapan

Berdasarkan teaser yang beredar di media sosial, lokasi syuting film Pasar Setan langsung mencuri perhatian publik. Tak pakai studio apalagi greenscreen, Pasar Setan ternyata beneran syuting di tengah hutan, di kaki Gunung Pangrango, Jawa Barat.

Hal ini sekaligus akan memberikan para cast untuk bisa lebih mendalami karakter menjadi seorang pendaki gunung. Dengan begitu, penonton akan lebih merasakan ketegangan yang ada di film Pasar Setan.

  1. Tayang di Hari Kabisat

Selain Pangeran, salah satu pemain dari film Pasar Setan bernama Shindy Huang yang berperan sebagai Caca menyebutkan bahwa jadwal ditayangkannya film ini pada tanggal 29 Februari, dimana hari itu ditetapkan sebagai tahun kabisat.

“Menarik karena ditayangin di 29 Februari di mana itu ditetapkan sebagai hari kabisat,” ucap Shindy.

  1. Mengangkat Kisah Urban Legend Pasar Setan

Bagi yang sering mendaki gunung, kisah soal pasar setan tentu bukan hal asing lagi. Sebab, kisah ini sering menjadi pesan bagi mereka yang akan mendaki gunung untuk hati-hati.

Pasalnya, saat mendaki gunung kelak, ketika sang pendaki sudah merasa cukup lelah untuk mendaki, tiba-tiba mereka akan melihat sebuah pasar yang cukup ramai.

Kisah ini kemudian diceritakan dari mulut ke mulut agar tak ada yang tersesat, apalagi mampir ke pasar yang tiba-tiba mereka lihat di tengah hutan.

  1. Menggunakan Properti yang Mendukung Suasana Menjadi lebih Horor

Menggunakan properti yang mendukung sehingga suasana film horor benar-benar hadir dalam kisah tersebut. Sepertihalnya menggunakan lampu remang-remang dan tempat yang cukup seram dengan penuh kesunyian.

Medan menuju lokasi syuting begitu licin dan gelap sehingga membutuhkan ekstra yang cukup tinggi. Para kru dan pemain perlu berhati-hati Ketika menuju lokasi syuting film Pasar Setan.

  1. Para Pemeran Mendapatkan Pengalam Horor selama Syuting

Pangeran Lantang mengatakan kalau dia sempat takut karena di area sekitar syuting dikabarkan ada babi liar, meskipun dia belum bertemu sih, tapi dia mendengar suaranya.

Sementara itu Roy Sungkono bercerita kalau dia mendengar suara seperti tertawa dan meledek, namun pemeran lainnya yang ada di sana seperti Audi Marissa dan Shindy Huang tidak mendengarnya.

  1. Penggunaan Teknik Mockumentary

Film ini mengambil setting di gunung dan menceritakan legenda pasar setan yang diyakini oleh penduduk setempat dan para pendaki gunung.

Penggunaan teknik mockumentary dalam pengambilan gambar film ini, memberikan daya tarik yang lebih. Penonton dapat merasakan sendiri nuansa mistis dan menegangkan yang para pemeran alami.